Pelatihan Pembuatan Google Form Berbahasa Inggris dan Indonesia untuk Pengumpulan Data Kegiatan PKK Kelurahan Cibubur
Di era digital saat ini, kemampuan mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data secara cepat menjadi kebutuhan penting bagi organisasi masyarakat termasuk Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Penggunaan formulir digital seperti Google Form memudahkan pendataan peserta, dokumentasi kegiatan, monitoring program, hingga pembuatan laporan secara efisien dan ramah anggaran (cost-effective). Berdasarkan latar belakang tersebut, tim dosen dan mahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema “Pelatihan Pembuatan Google Form Berbahasa Inggris dan Indonesia untuk Pengumpulan Data Kegiatan PKK Kelurahan Cibubur.” Kegiatan ini berlangsung di Aula RPTRA Cibubur Berseri, Jakarta Timur, pada hari sabtu, 18 Oktober 2025 dan diikuti oleh 15 kader aktif PKK RW 012.
Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan ibu-ibu PKK dalam mengelola pendataan kegiatan secara digital, sekaligus memperkenalkan penggunaan Bahasa Inggris praktis dalam konteks teknologi. Selama ini, proses pengumpulan data masih dilakukan secara manual menggunakan kertas atau pesan singkat, sehingga menyulitkan rekapitulasi dan pelaporan kegiatan. Selain itu, kendala bahasa menjadi hambatan karena banyak istilah dalam antarmuka Google Form menggunakan Bahasa Inggris. Ketua pelaksana kegiatan, Maulani Pangestu, M.Hum, menjelaskan bahwa pelatihan ini dirancang untuk menjawab dua kebutuhan utama, yaitu literasi digital dan literasi bahasa. “Kami ingin para kader PKK mampu membuat dan mengelola formulir digital secara mandiri, serta memahami istilah-istilah dasar dalam Bahasa Inggris agar tidak bergantung pada bantuan pihak lain,” ujarnya. Pelatihan dilakukan dengan metode learning by doing, di mana peserta langsung mempraktikkan pembuatan Google Form mulai dari perancangan pertanyaan, pengaturan tampilan, hingga rekap data di Google Sheets. Kegiatan ini juga dilengkapi modul pelatihan bilingual (Bahasa Indonesia–Bahasa Inggris) dan pendampingan daring selama dua minggu setelah pelatihan untuk memastikan peserta dapat mengimplementasikan hasil pelatihan dalam kegiatan nyata.
Dosen pendamping, Dwi Indarti, M.Hum, Istihayyu Buansari, M. Hum, Otto Siregar, M. M. menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi UBSI dalam memberdayakan masyarakat berbasis literasi teknologi. “Pelatihan seperti ini bukan hanya menambah keterampilan digital, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri ibu-ibu PKK untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” ujarnya. Hasil dari kegiatan ini, para peserta berhasil membuat beberapa formulir digital seperti daftar hadir, survei kepuasan, dan laporan kegiatan. Tim UBSI juga menyerahkan template formulir digital bilingual standar kepada PKK RW 012 agar dapat digunakan secara berkelanjutan. Selain itu, beberapa kader ditunjuk sebagai trainer internal yang akan melatih anggota lainnya. Melalui kegiatan ini, UBSI berkomitmen untuk terus memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendukung transformasi digital masyarakat dan pemberdayaan perempuan di tingkat komunitas











Tautan Penting