Workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi 2022

Workshop jurnal merupakan salah satu agenda yang sering diadakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi maupun kalangan Universitas. Sehubungan dengan upaya peningkatan mutu dan tata kelola jurnal ilimiah nasional menuju terakreditasi dan terindeks internasional bereputasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat bekerja sama dengan Universitas Mercu Buana melaksanakan Workshop Jurnal Menuju Terindeks Internasional Bereputasi.

Salah satu perwakilan Universitas Bina Sarana Informatika yakni Chief Editor Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra telah menghadiri workshop jurnal menuju terindeks internasional bereputasi 2022 yang diadakan di Hotel Golden Tulip Essential, Tangerang. Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra menjadi salah satu jurnal yang terpilih mengikuti kegiatan ini dari 49 jurnal yang telah terseleksi dari berbagai universitas. Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 hari yakni 21-22 November 2022 dan digelar untuk seluruh pengelola Jurnal.

Menghadirkan berbagai narasumber yang merupakan pakar dalam bidang jurnal yakni Dwi Fajar Saputra, Tinton Dwi Atmaja, I Komang Gede Wiryawan, dan Parmin. Agenda kegiatan acara ini yakni pengelolaan e-Journal berdasarkan standar Open Journal System disampaikan oleh Dwi Fajar Saputra, dilanjutkan dengan seleksi kriteria Web of Science oleh Tinton Dwi Atmaja. Kemudian seleksi kriteria Scopus dijelaskan oleh I Komang Gede Wiryawan, dan kualitas substansi artikel oleh Parmin.  

Andi Adriansyah selaku rector Universitas Mercu Buana menjelaskan “Tujuan dari kegiatan workshop ini yaitu demi tercapainya keberhasilan pengelolaan jurnal yang baik, hal ini akan memberikan efek yang baik untuk perguruan tinggi maupun dosen”. I Komang Gede Wiryawan  menjelaskan manfaat jurnal terindeks Scopus, “mampu meningkatkan keterbacaan publikasi secara internasional dan bisa mendapatkan akses sebagai pembaca, editor, bahkan penulis secara global.” Keunikan dalam konten setiap artikel sangat menentukan dalam penerimaan jurnal di Scopus dan harus sesuai dengan ruang lingkup jurnal. “Kualitas suatu jurnal baik atau tidaknya ada ditangan Editor”, ujar I Komang Gede Wiryawan.

Penerapan Web of Science (WOS) yang diutarakan oleh Tinton Dwi Atmaja memaparkan “apabila suatu jurnal mau mengajukan WOS salah satunya yakni setiap abstract yang ada dalam artikel harus berbahasa inggris dan mudah dibaca dengan zero-gramatical error.” Parmin pun menambahkan “artikel yang akan difokuskan untuk menjadi ajuan ke Scopus maupun WOS harus memiliki novelty yang menarik.” Hal ini pun membuat para editor jurnal semakin tertantang untuk membuat kualitas jurnal menjadi lebih baik lagi agar dalam beberapa waktu kedepan dapat segera terindeks Scopus maupun Web of Science.

Penghujung acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang telah di nanti-nantikan oleh peserta workshop, selesai sesi tanya jawab dilanjut dengan sesi foto bersama dengan moderator dan narasumber kegiatan (DSU).